Balai Taman Nasional Tanjung Puting bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah dan Orangutan Foundation International (OFI) akan melepasliarkan secara bertahap 13 (tiga belas) individu orangutan hasil rehabilitasi ke habitatnya di Taman Nasional Tanjung Puting. Tahap pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Maret 2022 dengan melepasliarkan 5 (lima) individu Orangutan ke habitatnya di wilayah Sungai Buluh Kecil, Taman Nasional Tanjung Puting.

Kelima orangutan tersebut adalah : Maxi (Jantan,12 thn), Sembuluh (Jantan, 18.5 thn), Zattara (Jantan, 19 thn), Enon (Betina, 24.5 thn) dan Ernie (Jantan, 6.5 thn). Ernie merupakan anak dari Enon.

“Asal usul orangutan yang dilepasliarkan berasal dari penyerahan masyarakat dan hasil penyelamatan Tim Balai KSDA Kalimantan Tengah yang dititip-rawatkan di Orangutan Care Center and Quarantine OFI di Pangkalan Bun untuk direhabilitasi. Orangutan dinilai layak untuk dilepasliarkan apabila sudah mampu mencari dan memilih jenis pakan di alam, mampu membuat sarang, tidak ada cacat fisik yang menyebabkan ia sulit untuk beraktivitas  dan telah dinyatakan sehat setelah melalui uji kesehatan serta tes PCR dengan hasil negatif” ujar Kepala Balai Taman Nasional Tanjung Puting, Murlan Dameria Pane.

Selanjutnya 8 (delapan) orangutan lainnya Ahad (Jantan 26.5 thn), Lear (Jantan16 thn), Rich (Jantan18 thn), Ola (Betina 27.5 thn), Olaf (Jantan 6.5 thn), Mitchell (Jantan 18.5 thn), Ling Ling (Betina 26.5 thn) dan Rossy (Jantan 17.5 thn) akan menyusul dilepasliarkan dalam waktu dekat di wilayah Sungai Buluh Kecil dan wilayah Natai Lengkuas, Taman Nasional Tanjung Puting.

Pelepasliaran orangutan ini merupakan pelepasliaran pertama di Taman Nasional Tanjung Puting setelah 2 tahun tidak ada pelepasliaran akibat pandemi Covid19. Diharapkan dengan dilepasliarkannya tiga belas individu orangutan, akan mendorong meningkatnya populasi orangutan liar yang dapat bertahan hidup dan berkembangbiak di habitatnya.  

“Apresiasi yang setinggi-tingginya kepada masyarakat yang telah berperan aktif bersama Pemerintah menyelamatkan satwa dilindungi kebanggaan Indonesia ini. Kami menghimbau kepada masyarakat yang masih memelihara satwa dilindungi agar secara sukarela menyerahkan kepada Negara melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah (call center : 0811 521 8500). Orangutan bukan hewan peliharaan. Biarkan mereka hidup di habitatnya, menjalankan fungsi ekologinya sebagai penyebar biji tanaman buah di hutan demi lestarinya hutan itu sendiri” pungkas Murlan.